Jakarta - Jika melewati jalur lintasan ini selama
mudik, ada beberapa tempat buat pencinta kuliner yang bisa disinggahi
untuk mengisi perut. Yuk, intip disini!
Setelah
lintasan yang cukup panjang, kota besar pertama yang kita singgahi di
Jawa Timur adalah Tuban. Bila sudah kelaparan, dan agar tidak kesasar
ke mana-mana, tempat yang paling mudah dicari adalah RM Pangestune, di
jalan utama yang berhadapan dengan pantai (Jl. Semarang 1, seberang
Hotel Purnama, 0356 411145. RM Pangestune menyajikan masakan Jawa
Timur-an istimewa.
Tujuan lain adalah Masjid Agung Tuban. Di
depan masjid ada banyak warung tenda dengan berbagai tawaran kuliner
Jawa Timur yang layak dicoba. Karena Tuban adalah kota pantai dengan
pelabuhan nelayan yang cukup besar, masakan seafood di Tuban sangat
direkomendasikan. Masakan Tuban sangat kaya bumbu/rempah. Bahkan lebih
berbumbu dibanding masakan Minang.
Salah satu masakan khasnya
disebut becek, dimasak dengan sekitar 14 jenis bumbu/rempah, semacam
gule yang sangat pedas. Ada sebuah warung sederhana dengan sajian becek
mentok yang istimewa. Sayangnya, warung ini sulit ditemukan karena
tempatnya sangat mblusuk-mblusuk di tengah kampung. Ada juga satu
warung sederhana dengan hidangan utama kare rajungan super-pedas yang
sangat populer (RM Manunggal, Jl. Manunggal Jaya, depan SMUN 3).
Rajungan adalah sejenis kepiting. Masakannya disebut rajungan balsem
karena pedasnya menyengat seperti balsem. Ada-ada saja. Hehehe ...
Dari
Tuban perjalanan akan membelok ke Selatan, melewati Babat (kota asal
wingko babat, jajanan dari tepung ketan dan parutan kelapa), dan terus
ke Lamongan. Anda mungkin akan terkejut bila melihat gapura Kota
Lamongan yang menyebut kota itu itu sebagai Kota Tahu Campur. Lho,
bukankah Lamongan lebih terkenal dengan soto ayamnya (misal: Soto Ayam
Pak Sadi)?
Kenyataannya, Pemerintah Kota Lamongan sendiri
secara resmi memilih tahu campur sebagai ikon Lamongan. Tahu campur
adalah tahu goreng campur tauge, daun selada, dan mi berbumbu petis,
disiram kuah yang mirip semur dengan daging tetelan sapi.
Untuk
soto ayam Lamongan, silakan cicipi di RM Mandala (Jl. Panglima Sudirman
61). Kaldu ayamnya sungguh sangat intens dan gurih. Di sini juga
tersedia tahu campur. Sekali tepuk dua lalat.
Kuliner khas
Lamongan adalah nasi boran – juga disebut nasi boranan, yaitu nasi
dengan lauk masakan rumahan sederhana – yang dijajakan di kaki lima di
sekitar alun-alun, depan Stasiun KA Lamongan.
Selain itu,
Lamongan juga dikenal dengan lontong kikil, yaitu gulai kental dari
kikil sapi, dimakan dengan lontong. Bila ingin mencicipi lontong kikil
yang paling mak nyuss, rekomendasi saya justru bukan di Lamongan,
melainkan di Surabaya (Lontong Kikil Waru).
Akhirnya, kota
terakhir sebelum masuk ke Surabaya adalah Gresik. Favorit saya adalah
cangkrukan – nongkrong sambil kongkow minum kopi – di warung kopi Cak
Wito di gang kecil samping Masjid Raya di alun-alun Gresik.
Terinspirasi oleh warung kecil inilah saya menciptakan tagline untuk
Kopitiam Oey milik saya: koffie-nja mantep, harganja djoedjoer.
Belum
mampir ke Gresik kalau belum mencicipi masakan bandeng-nya. Yang paling
populer adalah RM Bandeng Pak Elan I (Jl. Veteran 69, di seberang
Kantor Pusat PT Semen Gresik). Rumah makan ini juga punya cabang di
tempat lain. Tetapi, untuk saya, saya selalu singga ke warung Mbak Tipa
di Kampung Lumpur (dekat Tempat Pelelangan Ikan Gresik). Masakan Mbak
Tipa – khususnya bandeng kropok-nya, sungguh membuat saya selalu
terkenang-kenang.
Anda juga bisa mampir untuk beli oleh-oleh
otak-otak bandeng (bukan seperti otak-otak Jakarta atau Palembang,
melainkan seperti sate bandeng Banten, yaitu bandeng utuh yang
dikeluarkan tulang dan dagingnya, lalu diisi dengan daging bandeng yang
sudah dilembutkan dengan berbagai bumbu, kemudian digoreng). Yang
paling tekenal adalah buatan Ibu Muzzanah.
Cicipi juga
keistimewaan nasi krawu khas Gresik yang banyak dijual oleh ibu-ibu
dari Madura. Favorit saya adalah Nasi Krawu Mbuk Su (Jl. HOS
Cokroaminoto I/32, 031 3972203). Ini adalah nasi putih dengan lauk
krengsengan daging sapi (masakan khas Madura), dengan tiga macam
srundeng, dan sambel trasi yang puedesnya nuendaaaang! Bila tidak
sempat mencicipi di Gresik, di Surabaya pun banyak yang menjual nasi
krawu ini. Misalnya, Nasi Krawu Bu Rida, Jl. Aditiawarman 102 (081
23015183), persis di depan Sutos (Surabaya Town Square).
Tentang
Surabaya, dengan tawaran kuliner yang seperti "tidak ada matinya",
sebaiknya Anda membeli beberapa buku panduan wisata kuliner yang sudah
banyak diterbitkan. Setidaknya, daftar singkat berikut dapat
dimanfaatkan sebagai panduan. Selamat mudik. Titi DJ – hati-hati di
jalan.
Home »
jawa timur
» Kuliner Mudik: Pantura Jawa Timur
0 komentar:
Post a Comment